Konsep pusat inovasi pangan lokal bukanlah hal baru, karena banyak pasar lain di kawasan Asia Pasifik mulai dari Thailand hingga Australia telah memiliki lembaga serupa yang umumnya menjadi pusat berbagai kolaborasi pemerintah-swasta.
“Industri makanan dan minuman di Indonesia telah mengalami kemajuan yang pesat dan kami sangat optimis dengan pertumbuhan sektor ini ke depan,” Elvira Indrawati dari Komite Urusan Regulasi Teknis Pangan Gabungan Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menyampaikan hal tersebut pada acara Fi Asia Indonesia 2024 baru-baru ini di Jakarta.
“Kami menyadari betul bahwa industri pangan berperan besar dalam menjamin terpenuhinya nutrisi, konsumsi, ketersediaan dan keterjangkauan produk pangan di negeri ini, serta konsumen saat ini semakin sadar dalam menentukan pilihan pangan yang bertanggung jawab.
“Yang belum dibangun Indonesia adalah pusat atau jaringan inovasi pangan lokal seperti yang ada di Singapura (misalnya Food Plant Institut Teknologi Singapura) atau Selandia Baru (misalnya Food Bowl).
“Pusat seperti ini penting karena dapat menyediakan berbagai layanan dan keahlian terutama bagi usaha kecil dan menengah yang biasanya tidak memiliki akses terhadap layanan tersebut, termasuk dukungan penelitian dan pengembangan, inovasi hemat biaya, peluang jaringan, saran peraturan, wawasan pasar, dan banyak lagi. .
“Ini semua adalah kunci dalam membantu perusahaan makanan dalam negeri dan khususnya UKM yang sedang berkembang dengan inovasi sebagai kekuatan utama mereka untuk memiliki pengetahuan dan peralatan yang mereka perlukan untuk maju dengan inovasi yang lebih baik dan secara keseluruhan mendorong industri makanan lokal maju.”
Turut hadir dalam acara tersebut Chief Executive Jaringan Inovasi Pangan Selandia Baru (NZFIN) Grant Verry, yang juga menjabat sebagai Ketua Jaringan Inovasi Pangan Asia Pasifik (APacFIN) saat ini.
APacFIN terdiri dari NZFIN, FoodPlant Singapura, pusat inovasi pangan Australia Teknologi Pangan Inovatif Berkelanjutan (SIFT), dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pangan dan Pertanian Asia Tenggara (SEAFAST) yang berbasis di Indonesia.
“Untuk melahirkan inovasi generasi baru, kita juga harus menata ulang dan membangun kembali kondisi dan infrastruktur mendasar yang memungkinkan masyarakat bereksperimen dan bertindak dengan cara yang benar-benar transformatif,”katanya ke lantai.
“Peluang untuk berkolaborasi dan berinovasi sangatlah luas, namun beberapa bidang terpenting yang perlu kita fokuskan di kawasan ini adalah dalam hal keamanan pangan dan produksi pangan berkelanjutan.
“(Pentingnya pusat inovasi pangan) mencakup menyatukan masyarakat dari pemerintah, industri, dan akademisi menuju inovasi, dan memberikan peluang untuk meningkatkan produktivitas melalui kolaborasi dan pemanfaatan bersama.”
Mendukung komersialisasi
Verry juga mendorong pemerintah daerah dan perusahaan pangan di Indonesia untuk melihat lebih besar potensi manfaat dari pusat inovasi pangan dan jaringan regional secara keseluruhan.
“Di luar inovasi produk dan konsep uji coba dan semua itu, jaringan seperti itu akan menjadi sangat penting ketika mempertimbangkan ekspor dan go internasional di masa depan karena akan memberikan akses terhadap lebih banyak fasilitas, teknologi, dan keahlian inovasi pangan internasional,”katanya.
“Dalam aspek komersialisasi, ada banyak hal yang bisa dikatakan tentang manfaatnya serta akan ada peningkatan akses terpandu ke ekosistem dalam pasar dan bantuan dalam mengatasi kendala peraturan dan masalah kepatuhan.
“Jadi pada dasarnya dalam jangka panjang, ada lebih banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan dibangunnya platform inovasi semacam ini.”