Tim WHO mempromosikan Lima Kunci Pasar Tradisional yang Lebih Aman kepada penjual daging di Jakarta. Kredit: WHO/Tri
Sejak Agustus hingga Oktober 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendukung serangkaian kegiatan di tiga provinsi di Indonesia untuk menjadikan pasar makanan tradisional lebih aman. Fokus kegiatannya adalah meningkatkan standar kebersihan dan sanitasi serta melindungi kesehatan dan kesejahteraan konsumen dan pekerja pasar.
Di seluruh Indonesia, diperkirakan terdapat 16.000 pasar makanan tradisional yang merupakan sumber utama makanan segar dan hasil bumi bagi masyarakat sekitar. Dalam survei tahun 2020, Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) menemukan bahwa di antara 448 pasar makanan tradisional di 28 provinsi, hanya 10% yang memenuhi standar kesehatan dan sanitasi. Hal ini meningkatkan risiko penularan penyakit bawaan makanan dan munculnya serta penyebaran penyakit zoonosis.
Untuk mengatasi masalah ini, WHO membantu merancang dan melaksanakan program percontohan di tiga lokasi utama di Kabupaten Semarang dan Bandung serta Kota Samarinda, berdasarkan Lima Kunci Pasar Makanan Tradisional yang Lebih Aman dari WHO. Lima Kunci menawarkan langkah-langkah dan strategi mitigasi risiko praktis untuk meningkatkan komunikasi risiko dan keterlibatan masyarakat. Kebijakan ini dirancang untuk memberikan manfaat bagi seluruh komunitas pasar, termasuk manajemen, staf, dan masyarakat, serta disesuaikan untuk memenuhi tantangan yang spesifik pada konteksnya.
Dengan menggunakan alat penilaian yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan, staf program terlebih dahulu melakukan analisis komprehensif terhadap situasi pasar. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya poster informasi mengenai keamanan dan kesehatan pangan, serta penilaian kualitas air yang tidak memadai, kurangnya protokol pembersihan yang terdokumentasi, tindakan pengendalian hama yang tidak memadai, dan kurangnya protokol penanganan hewan hidup. Meskipun pengetahuan, sikap dan praktik (KAP) pekerja pasar telah selaras dengan elemen pendekatan Lima Kunci, terdapat beberapa kesalahpahaman yang umum terjadi, seperti anggapan bahwa mencuci tangan dengan air saja sudah cukup.
Berdasarkan temuan-temuan ini, WHO – melalui konsultasi dengan para pemangku kepentingan utama di tingkat nasional – mengembangkan serangkaian materi informasi, pendidikan dan komunikasi, yang disebarluaskan melalui pelatihan pemangku kepentingan, diskusi tatap muka dengan vendor, pengumuman pasar, dan melalui platform media sosial. Hal ini diikuti dengan serangkaian survei dan pertemuan KAP pasca intervensi, yang menemukan adanya peningkatan signifikan dalam penerapan standar kebersihan dan sanitasi di setiap lokasi.
Materi informasi, pendidikan dan komunikasi interaktif dikembangkan untuk mentransfer pengetahuan melalui platform media sosial dan melalui selebaran. Kredit: SIAPA
“Dari kegiatan ini saya belajar bahwa mencuci tangan itu ada beberapa tahapan dan perlu waktu yang cukup untuk membunuh kuman,” kata Ibu Nurul Uwafik, pedagang daging di Pasar Karangjati, Kabupaten Semarang. Di ketiga lokasi, pengetahuan pedagang mengenai langkah-langkah kebersihan utama meningkat dari rata-rata 84% sebelum intervensi menjadi 90% setelah intervensi, dan 80% pedagang kini membersihkan kios dan lantai dengan air dan sabun atau disinfektan, dibandingkan sebelumnya hanya 70%.
Keberhasilan program Lima Kunci menyoroti nilai intervensi yang berbasis bukti dan tepat sasaran yang meningkatkan kesadaran, mengubah perilaku dan mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah, pemangku kepentingan pasar, dan masyarakat luas.
“Pasar makanan yang berfokus pada kesehatan lebih dari sekadar meningkatkan kesejahteraan; hal ini juga penting dalam menumbuhkan ekonomi sirkular, di mana manfaat kesehatan berintegrasi secara mulus dengan kesejahteraan seluruh masyarakat,” kata Ence Ling Ibrahim, Pejabat Perdagangan dan Industri, Kabupaten Bandung. “Melalui penerapan pendekatan Lima Kunci kami telah menetapkan standar penting dalam desain pasar yang tidak hanya meminimalkan risiko kesehatan tetapi juga mencegah penularan penyakit zoonosis.”
Dalam beberapa bulan ke depan, WHO akan mendukung peningkatan kapasitas komunitas pasar dan akan terus melibatkan Kementerian Perdagangan dan Industri serta Kementerian Kesehatan dalam mengintegrasikan pendekatan Lima Kunci ke dalam SNI Pasar Rakyat, yang memungkinkan penerapan protokol keamanan pangan secara seragam di seluruh Indonesia. untuk pasar makanan tradisional yang lebih sehat dan aman.
Ditulis oleh Indah Deviyanti, National Professional Officer Kesehatan Lingkungan dan Perubahan Iklim, WHO Indonesia